3/23/2013

Lihat lebih dekat

Ada banyak hal indah di dunia ini yang dapat kau nikmati dengan uang! Kau bisa bersenang-senang bermain sesuka hati hanya dengan selembar tiket masuk wahana permainan lengkap dengan uang. Kau dapat memuaskan hasratmu terhadap berbagai kuliner yang ada  dengan uang. Uang mungkin hampir mampu mengkontrol setiap kesenangan yang dapat kau ciptakan.
Apalagi di zaman seperti ini, sungguh malang nasib mereka para kaum papah yang harkat martabatnya harus rela direndahkan...diinjak-injak hanya karena rendahnya penghasilan mereka. Seringkali saat berpergiaan kemana pun, apalagi saat kendaraan yang kutumpangi sedang berhenti karena lampu merah, hatiku miris, iba melihat anak-anak kecil dengan senyum riang berlari-lari membawa gitar kecil, dan menyanyi riang di samping setiap kaca mobil yang berhenti, melupakan penat akan asap kendaraan yang membunuh udara segar di sekitarnya. Tak peduli peluh yang telah bercucuran membasahi pakaian kumalnya. Ia terus bernyanyi tanpa peduli seringkali nyanyian dan iringan musiknya berlari berlawanan arah. Ia sungguh tak peduli, ia hanya berharap belas-kasihan satu dua tiga hati yang terketuk dan iba melihatnya lalu memberikan recehan pemberat kantong mereka. Demi sesuap nasi-
Pikiranku melayang kepada mereka para manusia yang terlahir beruntung di keluarga yang berkecukupan bahkan berlebihan. Betapa mereka tak perlu berpusing sendu memikirkan 'makanan apa yang dapat diperoleh besok?' Karena begitu mereka membuka mata, santapan lezat telah tersaji rapi di meja makannya. Mereka tidak perlu khawatir memikirkan 'dimana lagi kami bisa berteduh?' Karena setiap saat, kamar tidur dengan kasur empuk, selimut dan boneka warna-warni teman tidurnya telah menantinya pulang. Mereka juga tidak perlu khawatir dengan masa depan karena masa depan mereka telah tertata rapi bahkan mungkin sejak mereka lahir.
Kita manusia memang tidak bisa membuat takdir kita sendiri. Karena Tuhan sudah merancangnya jauh hari bahkan sebelum kita lahir kedunia ini. Kita hanya patut bersyukur pada apa yang ada pada diri kita sekarang. Hidup senang, keluarga bahagia, fasilitas lengkap, pendidikan baik. Jauh dari 'kesusahan' Kita hanya harus selalu bersyukur!

Bercermin lagi...Indonesia, wahai para pejabat negara...apalagi yang perlu kau khawatirkan dengan uang? Tak cukupkah kehidupan layak yang Tuhan beri padamu saat ini? Kenapa kau rampas hak milik mereka...kenapa kau rampas kebahagiaan mereka? Tak pernahkah kau berpikir mereka harus setengah mati seharian berkelana di bawah terik mentari yang membakar kulit hanya demi recehan logam yang mungkin tak berarti apapun bagimu dibandingkan kau yang setiap hari hanya duduk santai dibawah hembusan AC yang tak pernah mati di ruang kerjamu yang sungguh nyaman itu. Setan apa yang telah membutakan matamu, memekakkan telingamu, dan memutuskan seluruh syaraf malu di tubuhmu?
Tuhan...dunia ini sungguh teramat telah hina. Ampunilah lagi dan lagi dan lagi Tuhan:')
Uang memang telah merajai dunia. Uang juga telah menghitamkan putihnya hati nurani yang Tuhan berikan. Menutup rasa saling menghargai dan menyayangi antar sesama di dunia. Tapi aku selalu percaya Uang bukanlah harga mati kebahagiaan yang dapat dirasakan setiap orang. Karena kita punya 'hati' yang lebih dari sekedar lembar-lembar uang, kita punya kemampuan berbagi teman...jika kita mampu melihat dunia melalui hati bukan hanya mata yang menawarkan kesenangan semu, aku yakin dunia ini bisa diselamatkan kembali!
Salam gadis pengkhayal ulung


No comments:

Post a Comment