Kala Kali - Hanya Waktu Yang Tak Pernah Datang terlambat
Judul : Kala Kali
Penulis : Valiant Budi, windy Ariestanty
Penerbit: Gagas Media
Tahun Terbit : 2012
Tebal buku : 332 hlm
Proyek : Gagasduet
Review-
Kenal novel ini udah cukup lama, tapi jujur kemarin gak ada niat untuk beli, somehow karena cover dan judul novelnya kurang catchy. Baru berniat beli saat gagasmedia ngadain talkshow penulis di medan yang diundang dua penulis novel ini kak Windy dan Vabyo dan satu lagi penulis novel The Not-So Amazing Life of@aMrazing yaitu ko Alex. Jadilah saya beli novel ini supaya bisa dapat tanda tangan penulis😉
Well, karena ini gagasduet, ada dua cerita dari dua penulis berbeda dalam satu novel dengan tema yang sama pada umumnya, namun ada juga gagasduet yang ceritanya berkesinambungan. Dan tema novel Kala Kali ini adalah 'ulang tahun' Setelah membaca kelar, style dua penulis ini terlihat berbeda juga kesan dari dua cerita ini tampak tidak relevan, bertolak belakang.
Kak Valiant Budi atau kak Vabyo membawa kisah "Ramalan dari desa emas" mengisahkan seorang gadis, dengan latar belakang keluarga broken home yang punya pengalaman pahit dengan orangtuanya yang berencana merayakan ulang tahun ke 18 nya berkunjung ke Desa Sawarna didaerah Banten. Yang ternyata semuanya berubah menjadi mimpi buruk, ia terkena semacam kutukan well sebenarnya cuma ramalan ngaur seorang anak kecil yang ditemuinya dan yang menemukannya saat pingsan di Goa Lalay yang mengatakan kalau ia akan meninggal sebelum umur 18tahun. Keni Arladi, begitu nama gadis tersebut yang diakhir saya dikejutkan bahwa namanya hasil mix match dari nama penyayi legendaris yang mati mengenaskan, Nike Ardila yang merupakan idola ibunya Keni dan hari ulangtahunnya yang tepat sama dengan hari kematian sang idola. Skakmat! Karena ramalan anak kecil botak plontos itu liburannya menjadi suram, ia berubah sangat parno yang membuat ia tersesat di hutan karena parno sopir truk yang ditumpanginya akan berbuat macam-macam di pinggir hutan tengah malam pula yang membawa ia kembali ke naas, terlilit ular! Untungnya pak sopir kembali menemukannya dan menyelamatkan nyawanya! Karena kembali parno ia lalu menceritakan perihal ramalan sinting itu kepada pak sopir.
"Udahlah, mati mah urusan Tuhan atuh, bukan ditangan peramal. Jangan egois buat takut kematian?"
"Hidup mah dinikmati ajah. Banyak-banyak berbuat baik, jadi pas mati juga insya Allah dalam keadaan baik. Lagian kalau hidup malah fokus mikirin mati terus, bisa jadi yang mati duluan malah orang disekitar kita kan? Jadi mending perhatiin mereka yang sayang kamu"
Selang beberapa menit setelah si pak sopir menurunkannya karena rumahnya sudah dekat, si pak sopir mati mengenaskan saat itu juga, seperti membalikkan telapak tangan, seperti itu juga cepatnya waktu merenggut nyawanya. Peralatan beton pada konstruktor bangunan dengan tiba-tiba jatuh menimpa beberapa kendaraan di bawah bangunan dan menimpa truk pak sopir yang tepat berada didekat bangunan. Naas! Kutukan kah?
Naas juga menimpa, Mila teman satu sekolahnya sesaat setelah kejadian pak sopir, Keni yang masih kalut lalu menemui Mila dan menceritakan perihal pak sopir dan ramalan dari desa Sawarna tersebut. Sepertinya, ia benar2 terkena kutukan karena rumah Mila mengalami kebakaran yang menewaskan Mila, dan kedua orangtuanya, untungnya Keni yang keburu sadar api telah melalap rumah itu berhasil menyelamatkan diri.
Keni sadar, dua orang tersebut, pak sopir dan Mila adalah dua orang yang pertama sekali mengetahui dan orang pertama yang ia ceritakan perihal ramalan terkutuk itu dan dua orang tersebut sama-sama menolak keras untuk percaya dan mereka...tiba-tiba mati mengenaskan!
Tak ingin kejadian serupa menimpa neneknya, Keni bertekad merahasiakan perihal ramalan anak kecil tersebut. Lepas dari hal itu, Keni kemudian bertekad menemui ibunya dan ternyata ibunya sangat senang ia datang, dan mereka berdua merayakan ulang tahunnya yang ke 17? Ternyata umurnya masih 17 neneknya salah akan tahun lahirnya, OH NO ramalan anak kecil dari Desa Sawarna itu? Bahwa ia akan meninggal sebelum berumur 18 masih berlaku? Creepy shit!
Cara Valiant Budi membawakan kisah ini menurut saya cukup berhasil, well ya berhasil membawa suasana cerita menjadi mencekam, ngeri, menakutkan, membaca cerita ini mengingatkan saya pada novel Rahasia Sunyi dengan genre cerita yang cukup serupa, thriller. Ini novel pertama karya Valiant yang saya baca dan good impression. Dengan kejutan-kejutan dari cerita dan kisah-kisah kutukan yang membuat saya semakin tahu banyak juga endingnya yang...well sangat unpredictable, dan saya sangat penasaran, Keni mati tidak nantinya..?
Kisah kedua karya kak Windy "Bukan cerita cinta" yang menurut saya sangat menikung tajam dari cerita milik Valiant, kisah milik kak Windy lebih manis dan klasik, dengan penguatan karakter tokoh, berkaitan dengan pekerjaan si penulis hihihi, kisah antara editor-penulis, penulis-pengacara dan editor-street photograph, dengan nama tokoh yang super unik, dan saya suka cara kak Windy menjelaskan kata baku dengan kata tidak baku, tentang bagaimana street photography, tentang berbagai kisah cinta terkenal seluruh dunia.
Akshara, seorang wanita yang berprofesi sebagai penulis yang mencap dirinya sedang jatuh cinta mati-matian terhadap Bima seorang pengacara dengan kesibukan luar biasa,lelaki beraroma Pohon Pinus. Perihal dirinya sedang jatuh cinta itu dibantah habis-habisan oleh Bumi-editor sekaligus teman baiknya yang mengatakan bahwa ia tidak benar-benar sedang jatuh cinta kepada Bima. Seperti ada yang berbeda dari diri Akshara setelah berkencan dengan Bima, ia menjadi lebih tertutup terhadap teman-temannya, well ia terlihat tidak bebas dengan hidupnya.
Bumi yang berkenalan denga Koma dari Komang yang bukan orang Bali, seorang street photograph yang berhasil membuka hatinya dan melupakan gadis Kenangannya, bayangannua yang kalau boleh jujur masih sangat ia cintai. Bersama Koma, Bumi merasa bebas menjadi dirinya sendiri tanpa kebohongan. Koma berbeda dari kebanyakan wanita lainnya, ia bukan tipe wanita pencemburu dengan alasan tak jelas, bukan tipe wanita yang akan tersanjung dengan kata-kata manis, bukan tipe wanita yang ingin pacarnya berlaku 'bukan dirinya' hanya untuk menyenangkannya. Ia berbeda dan berhasil membuat Bumi kembali mencintai. Lewat Koma, Windy mengisahkan bagaimana street photography tersebut, berasal dari mana -Daido Moriyama dan bagaimana Koma sangat mencintai viewfinder camera nya itu yang telah menjadi mata ketiganya. Bumi mencintai mata Koma, mata yang tak pernah menyelidik, mata yang selalu mencari, mata yang selalu mengamati jeli seseorang tanpa disadari orang itu sendiri.
Photography doesn't create something from nothing. Sebagaimana kebenaran yang tak bisa diciptakan, tetapi bisa ditemukan asal kita mau terus mencari.
Pernah satu saat pertanyaan ini beluncur begitu saja dari mulut Koma.
"Kamu bosan?"
"Pertanyaan macam apa itu?"
"Pertanyaan yang sederhana" senyumnya terkembang "dan tidak sulit untuk dijawab karena tak memilik makna ganda, Bung Editor."
"Bosan sama apa? Sama kamu atau sama aktivitas yang sedang kita lakukan?"
"Kamu membuat yang sederhana menjadi sulit"
.....
"Kamu pandai memanipulasi jawaban"
"Apa yang salah dengan memberikan jawaban terbaik?"
"Tidak ada yang slah. Hanya saja, aku tidak minta jawaban terbaik"
Beralih ke sisi lain, kisah cinta Akshara yang menurut Bumi sangat absurd, bagaimana tidak? Lelaki beraroma Hutan Pinus itu bahkan tidak hadir saat acara penting seperti peluncuran buku terbaru Akshara, tidak membaca satupun buku karya Akshara bahkan datang paling lama di acara ulang tahun Akshara. Itukah cinta? Cinta Akshara dan Bima bukan cinta yang saling melengkapi dan membutuhkan. Cinta itu lebih terkesan timpang ,tak seimbang. Akshara menjadi "ketergantungan" pada lelaki itu, ia bukan lagi Akshara yang mandiri! Ternyata benar cinta itu tak realistis, bagaimana mungkin kita harus percaya cinta itu realistis, kalau ke realistisan cinta itu malah menyakitkan dan membuat kita membohongi perasaan bahwa sebenarnya kita tidak nyaman berada dalam cinta yang realistis itu. Hubungan Akshara kandas dengan Bima. Lelakis beraroma Hutan Pinusnya itu telah berselingkuh! Bumi tersenyum, bukan karena ia senang hati sahabatnya hancur, ia lebih senang katena akhirnya Akshara sadar bahwa dari awal sebenarnya ia tidak mencintai Bima.
"Tak pernah sangat besar, tidak juga terlalu kecil. Cinta itu cukup"
Hubungan Koma dan Bumi juga mencapai titik bosan, Koma sadar kalau mengekang cinta bukanlah hal yang benar, ia sadar benar kalau Bumi masih menunggu perempuan yang tepat dan bukan dia- Cinta yang menunggu.
"Bukan mencintai, melainkan cara mencintainya yang melelahkan"
Style menulis kak Windy berhasil membuka mata saya, bahwa dibutuhkan pengetahuan, pengalaman dan intelektual untuk menghasilkan sebuah cerita yang tidak hanya berkisah tentang cinta belaka namun dapat menghasilkan karya yang cerdas dengan kisah klasik dan menarik untuk dibaca. I love your part kak! Tidak berlebihan, segalanya terasa pas! Sangat cerdas! Pemilihan nama yang tak kalah menarik. Sepertinya, harus berburu karyamu yang lainnya.
Well, overall this book, Kala Kali is a nice book. 3/5 stars! Thankyou to Valiant Budi and Windy Ariestanty for signed my book. Love them😘
Tak pernah ada cara yang tepat untuk mencintai. Yang disebut tepat adalah ketika aku dan kamu saling mencintai dengan cukup.
With love, silvia

No comments:
Post a Comment