Nothing is not troubled around us. Kita cuma pura-pura bilang baik-baik saja padahal jelas kita hidup di tengah-tengah berbagai masalah. Let say, daun di pohon aja berusaha banget untuk enggak jatuh gugur saat diterpa angin kencang. Dan makhluk kecil sejenis semut aja struggling setiap harinya mencari-cari remah makanan dan sering kali mati sia-sia di bawah telapak kaki manusia. Apalagi manusia. Makhluk hidup dengan tingkat kompleksitas tertinggi di muka bumi.
Dan masalah itu enggak bakal bisa kalo cuma di pandang pakai lensa putih hitam doang. Bisa aja bagi kamu suatu masalah itu cuma hal sepele tapi di mata orang lain itu bisa jadi masalah yang besar banget. Jadi yang mau aku bilang sebenarnya adalah jangan mudah dan cepat berprasangka buruk.
Aku itu termasuk typical orang yang lama banget bales chat. Temen-temen dekatku pasti udah tahu dan paham banget akan hal ini. Sebelumnya, aku enggak memandang membalas chat lama itu sebagai masalah. Bukan berarti aku enggak merasa bersalah udah membuat orang menunggu lama balesan chatku, cuma aku enggak memandang itu sebagai sesuatu yang perlu aku ubah dari diriku. Honestly aku juga enggak tahu kenapa bales chat lama itu bisa jadi kebiasaanku. Padahal aku hampir selalu pegang handphone. Alasan yang bisa aku bilang sebagai pembelaan mungkin cuma satu; aku itu anaknya pelupa. Pastinya aku tahu kalo ada chat atau direct message atau sms yang masuk, tapi kadang aku biarin aja for no sure reason. Sama sekali enggak maksud untuk buat orang lain nunggu, tapi ya memang kebiasaanku gitu. Dan karena terdistraksi sama hal lain jadilah aku lupa kalo ada chat apalagi kalo chatnya udah ketimbun sama chat-chat lainnya (mostly ya grup chat atau official account kalo di line). Alhasil chatnya baru kebales berjam-jam kemudian atau parahnya 1/2/3 hari kemudian. Pokoknya aku bukan typical yang gercep bales chat ataupun yang ngangkat telfon orang dengan segera. Malah kadang aku biarin dulu agak lamaan kalo orang nelpon baru diangkat. Yesh i know i am annoying and selfish but as what i said before i don't realize this bad habit as a problem.
Tapi makin kesini aku sadar kalo hal ini yang keliatannya memang sepele bisa jadi boomerang buat aku. Terbukti beberapa minggu kemarin aku jadi dapat masalah dengan dosen pembimbing tugas akhirku cuma karena enggak merespon di grup chat. Enggak banget kan kalo harus sampai bermasalah sama dosen cuma karena hal bales-membales chat?
So that moment menyadarkanku kalo kebiasanku itu adalah masalah. Masalah yang menuntut penyelesaian. Nah makanya akhir-akhir ini aku berusaha banget untuk enggak buat orang lain sebel cuma karena nunggu balesan chat orang enggak penting a.k.a me. Pokoknya aku berusaha banget untuk bales chat orang-orang as soon as possible, merespon di grup walau kadang bahasannya kurang penting, atau sekedar menjawab iya atau enggak atau i don't know atau sekedar mengirimkan stiker.
Sebenarnya inti tulisan ini bukan itu. Aku mau berbagi cerita lucu yang terjadi hari ini, yang berkaitan dengan chat yang dibales lama dan prasangka buruk yang terlalu cepat.
Kemarin sore, aku tiba-tiba teringat sama seorang manusia yang jauh di Banjarsari, Semarang sana (if you read this, you know i hate you, Nashrullah keling!!), yang lupa aku ucapin selamat berpuasa (ya saya memang se-random itu anaknya), jadilah aku ngechat dia sekitar jam 7an ngucapin selamat berbuka diikuti embel-embel lainnya. I know dia tuh typical yang bales chat cepat kalo enggak lagi sibuk sama dunia per-arsitekturan-nya. Bener aja, cuma hitungan menit udah di bales. Tapi begonya saya, chatnya baru saya bales lagi sekitar satu jam kemudian (lagi lagi khilaf).
And then dia bales randomly nanya "kau lagi ngapain?" terus berlanjutnya aku bales panjang lebar curhat perihal what am i doing that time plus curhat kalo tanganku lagi gosong abis rafting so on so on (semangat banget pengen cerita).
And you know what, he just replied "owala" (kesel dong saya, saya kan udah cerita panjang kali lebar dia cuma bales satu kata).
Sejam kemudian aku bales lagi bilang enggak terima cuma dibales "owala" (mulai kesel).
EH si kampret malah cuma bales "o" dan itu tiga jam kemudian!! Woylah kesel banget dong saya.
Aku coba chat lagi tapi jawaban-jawaban selanjutnya itu ngawur abis enggak jelas deh pokoknya (enggak kayak biasanya). Udah mulai tuh saya merangkai berbagai prasangka buruk, menerka-nerka ini itu, yang kepikiran di otak saya sih handphone-nya mungkin dibajak temennya sampai-sampai jam 2 pagi dia bales "i was drunk" (fix lagi gak beres ini anak).
Udah deh paginya aku chat lagi nanya dia kenapa (mikirnya maybe dia memang ada masalah) tapi cuma di read doang (dari yang tadinya kesel jadi panik). Jangan-jangan ini anak memang lagi ada masalah, jangan-jangan becandaanku kelewatan, dan prasangka jangan-jangan lainnya.
Siang-siangnya karena masih kepikiran jadilah aku minta Della untuk ngechat dia untuk ngeliat apakah chatnya dibales atau enggak. Eh dibales dong! sedangkan chat aku enggak dibales! (mulai kesel lagi sembari bertanya-tanya dalam hati salah apa aku). Terus aku PP in supaya di notice eh si kampret pengalihan isu bales bilang "baru kelas"
Alhasil sepulang kuliah, aku langsung cerita ke Della, yang awalnya dia bilang pasti aku lebay (memang sih haha) sampai akhirnya setuju kalo memang there's something wrong here setelah aku nunjukin chatnya. Jadilah kami bingung bercampur takut kalo jangan-jangan teman kami yang satu ini memang lagi ada masalah. (dunia per-arsitektur-an kan berat HAHA) Karena penasaran banget, aku maksa Della buat nelpon dia. Awalnya ngira enggak bakal di angkat eh ternyata di angkat. And then si kampret enggak merasa ada yang salah atau merasa bersalah karna udah mengabaikan chatku, alih-alih dia bilang "macem baru kenal loh" sambil ketawa-ketawa najis. Ternyata kemarin malem itu dia sibuk nonton 13 ReasonWhy sampai pagi terus bangun siang jadinya lupa bales chat. Lah kocak. Kesel gaksi woy punya temen kampretnya gini banget. Padahal aku udah memikirkan berbagai hal yang tidak-tidak. (overthinking kills you).
Iya mungkin ini karma bagi saya. Hukuman atas hal yang sering aku lakuin ke orang lain. Ternyata nungguin balesan chat lama itu enggak enak, di cuekin saat lagi semangat-semangatnya curhat itu enggak enak. Intinya menunggu dan dicuekin itu enggak enak. So don't make people wait for you replied for too long! And don't get prejudiced quickly, because it's all just in your head, lebih baik berprasangka baik aja biar enggak kesel campur cemas sendiri kayak saya.
Last but not least, for people who often become victims of my bad habits, just wanna say, jangan kapok kapok ya hehe. Ingat, tidak ada satu pun yang tidak bermasalah di hidup ini, termasuk saya.